COSMICAL DREAM
“We are
a way for the cosmos to know itself.”
― Carl Sagan, Cosmos
― Carl Sagan, Cosmos
Bermimpi adalah sarana berekreasi tubuh dan pikiran. Terutama jika tidur kita nyenyak. Mimpi seringkali bersifat abstrak dan simbolis. Kadang indah kadang buruk.
Seharian
kita, bekerja banting tulang, lelah. Dua belas jam di luar, dua belas jam di
rumah bahkan kurang. Enam jam tidur, jika bisa. Enam jam terjaga namun
mengantuk. Menginjak usia produktif begini, hidup berjalan begitu cepat, banyak
tuntutan pekerjaan, hidup seperti tak berkualitas lagi. Tidur siang menjadi
harta yang berharga. Tidur malam menjadi harta yang hilang. Karena seringkali
terpaksa lembur dan ganti sif. Banyak orang berubah jam tubuhnya. Lalu mereka
bertransformasi menjadi manusia kelelawar. Mereka jadi makhluk nocturnal.
Aku beruntung.
Jam tidur malamku teratur. Setiap hari aku tidur jam sepuluh, paling lambat jam
sebelas malam. Daur waktuku enam ke enam. Jam enam berangkat, jam enam pulang.
Hari selasa,
15 April 2014.
Bertemu
kawan sehobi, pemburu dan penikmat novel fantasi dan sejenisnya. Dua kawan dari
media sosial yang kebetulan satu wilayah. Tangerang.
Natsu
dan Rafi. Kami bertiga menelusuri tumpukan buku di MetroBooks, WTC Serpong. Jam
tujuh malam sampai jam delapan. Natsu memborong banyak sekali buku karena teman
– teman yang jaraknya jauh nitip. Selama setengah jam kami mengobrol seru
tentang perbukuan, profil diri masing – masing dan harapan Grup Pecinta Novel
Fantasi Indonesia yang dibentuk Rafi. Singkatnya PNFI.
Kembali
ke rumah sekitar jam sembilan. Mampir dulu ke rumah kekasih untuk mengambil
makanan. Telur balado. Disantap setelah mandi singkat yang segar sambil nonton
ILC. Karena teringat akan adanya Blood Moon di Amerika sana, aku menyempatkan
diri keluar dan menengok langit. Pemandangan yang langka itu terpampang. Bulan bersinar
terang di belahan bumi sini. Awan – awan tipis mengelilinginya, sinarnya
merembes di gelembung awan – awan itu. Niat hati ingin memotret namun hasilnya
kurang maksimal.
Lalu tidur.
Sejak kecil
aku sering mendapati mimpi – mimpi penuh imajinasi. Dalam mimpi aku sering
melihat langit menampilkan planet – planet tersembunyi, wajah – wajah, warna –
warna psikedelik dan pesawat sains fiksi ala star wars.
Mimpi –
mimpi seperti itu masuk kategori mimpi indah buatku, selain mimpi bertemu orang
yang kukasihi.
Banyak mimpi
yang ketika orang bangun sudah tak mengingatnya lagi. Kali ini mimpi ini
sungguh memberikan kesan, setelah sekian lama, aku mendapat mimpi ini.
Mimpi kosmis.
Begitu aku menyebutnya. Kau melihat ke langit di atasmu. Terbentang luas tak
terhingga. Kau telentang di atas lapangan hijau. Kau lihat di langit itu.
awalnya gelap lalu sejenak kemudian muncul banyak sekali benda langit. Planet –
planet, bintang – bintang, galaksi, Supernova. Di mimpi itu kau merasa tersedot
gravitasi. Kau melihat langit terasa begitu dekat sampai – sampai kau merasa
khawatir langit itu menekanmu. Di langit itu aku melihat bumi bagian lain. Terasa
begitu dekat dan menyedot tubuhku. Seraya berdecak kagum dan mengucapkan subhanallah aku menjambak rumput untuk
keseimbangan. Jika kau pernah menonton UpsideDown
mimpiku kali ini hampir seperti itu. Bumi bagian lain di langit itu berotasi,
dan tanah di bawahku juga rasanya bergerak. Bumi yang kulihat di atas langit
gelap itu seperti globe, seperti peta yang ditempel di lapisan horizon. Dekat dari
situ muncul jupiter. Di sudut lain, rasi bintang, nebula yang sama sekali belum
pernah kulihat.
Lalu langit
bertransformasi setelah dalam mimpi aku menoleh dan berlari. Langit menjadi
gelap dan terasa lebih dekat dengan daratan. Barisan titik titik cahaya hijau
membentuk pola di langit. Tak kutemui bumi bagian lain, jupiter dan konstelasi
bintang lagi. Pola itu memanjang sepanjang langit, menyerupai cumi – cumi.
Mimpi kosmis.
Begitu misterius dan ajaib. Mimpiku seperti sains fiksi. Aku seperti sedang
berada di galaksi di mana Star Wars terjadi.
Apakah mimpi
bisa ditafsir? Jika begitu apa tafsir mimpiku ini?
Aku sebetulnya
tidak begitu merepotkan arti mimpi. Jika mimpi itu indah seharian aku akan
senang, bersemangat, dan berusaha mengingat – ingat mimpi itu. Simpel saja. Jika
sempat, aku tuliskan, seperti mimpi yang satu ini.
Ada yang
bilang mimpi bisa kau tentukan, dengan mensugesti diri sendiri. Kau bicara
kepada alam bawah sadarmu, berulang – ulang, aku ingin mimpi ini aku ingin
mimpi itu. Mimpi. Pemenuhan hasrat – hasrat terlarang, kata Freud. Dunia perantara
dua alam: fenomena dan abstrak. Mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau
keinginan – keinginan terlarang yang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Mimpi adalah
imajinasi. Tempat penampakan wujud – wujud spiritual. Mimpi adalah lamunan
ilahi. Pengalaman manusia merupakan citra mikrokosmik. Oleh karena itu, seluruh
situasi yang memerlukan ‘tempat lain’ untuk mempengaruhi tujuannya dapat
dipandang sebagai lamunan ilahi. (dikutip dari http://psi-islami.blogspot.com/2006/06/teori-mimpi-dalam-perspektif-psikologi.html)
Dan
terpenting. Jangan lupa berdoa sebelum tidur.
Oke. Aku mulai ingat bahwa mungkin mimpi itu terjadi sesaat setelah kita berjumpa. Mungkin tafsirnya adalah grup kita akan terus berjaya layaknya bintang yang akan selalu bercahaya tak habis-habisnya. Selain tafsir itu, bintang juga menandakan capaian tertinggi. Entahlah. Aku juga ga begitu mengerti. Itu rahasia Ilahi. Wallahu 'Alam...
BalasHapusIdk. Maybe. It was so cosmical mysterious. It made my day.
BalasHapus