Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

LOKA / LOCA? - PART 3 - "KARANTINA" (Bagian Awal)

“Join the madhouse when the walls are made of stone... and asylum we call home.” ― Arkarna, Your Psycho   Sudah begitu lama rasanya semenjak tulisan terakhir. Selain karena memori yang tak kunjung menjelas dan juga kesibukan lain, segenap perhatianku teralihkan ke naskah novel ketiga yang telah seperempat jalan. Dan Part III ini sering menagih dalam setiap kesempatan, jadi daripada dia terus – terusan datang lebih baik kutunaikan saja.   Sisa – sisa matahari yang membakar kulit, menampakkan koreng – koreng akibat kulit yang terkelupas. Di setiap kulit yang terkelupas itu tersimpan kenangan yang melelahkan, membakar daging dan memeras keringat. Ramai – ramai kami bergantian mencukur botak rekan seangkatan. Baik menggunakan alat cukur listrik maupun cukur kumis silet. Yang ketika terbasuh air, perihnya minta ampun. Saat itu awal Ramadhan.

The Mentalist -- S02E01 - Opening Case - Murder in Mall

--oOo-- Mereka melangkah cepat menuruni eskalator. Terburu-buru. Patrick Jane mendahului, Lisbon di belakangnya mengikuti dengan tenang. Di sebuah mall terjadi satu pembunuhan. Seorang polisi telah menunggu kedatangan mereka di ujung bawah eskalator. “Pagi, Kapten. Agen Lisbon, ini Jane, Konsultan.” Lisbon menyapa. Mereka bersalaman. Si Kapten adalah pria gemuk sedang berkumis. Ada emblem bintang tujuh di seragamnya. “Terima kasih sudah datang. Unit pembunuhan berhutang budi pada kalian.” Balas si Kapten. Lalu mengajak mereka ke TKP. Sambil jalan agak cepat si Kapten bertanya, “Jane. Kau yang cenayang itu ya?” “Betul.” “Aku. Aku tidak percaya omong kosong ESP. Jangan tersinggung.” “Tidak masalah.” Jawab Jane santai.