Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

SANTAP

Sudah telat baginya untuk kembali menjadi manusia. Sebut saja namanya Beruk. Ia sebatang kara. Tak punya orang tua. Banyak yang bilang ia dilahirkan sebongkah batu tempat perancap memuntahkan cairan klimaks renjana. Tentu saja itu tidak benar. Ia anak manusia. Siapa pun boleh bilang begitu. Oleh orang budiman yang ekonominya kurang baik, ia diangkut dari gang kumuh lalu diantar ke panti asuhan. Di sana ia tumbuh menjadi anak yang aneh. Ia kurang teman, sebab ia aneh. Sebenarnya nama pemberian ketua yayasan kepadanya cukup bagus, tapi orang sudah banyak yang lupa, sebab mereka suka memanggilnya Beruk. Mukanya mirip beruk. Ia tumbuh dengan merasakan banyak cemoohan, itu membuatnya membenci orang-orang. Ia pikir orang-orang itu semuanya baik. Tapi kenyataannya terbalik. Banyak orang jahat kepadanya, sebab ia anak yang aneh. Ia benci orang-orang itu karena menganggapnya aneh. Si Beruk Aneh. Ia kecewa dengan kehidupan, pengasuh pertamanya sudah mangkat dari tempatnya diasuh. Hanya beli

CERITA PENDEK TENTANG MUNYUK YANG DILARANG PROTES

Di sekolah belantara, di mana murid-muridnya adalah para munyuk dan binatang-binatang yang setara, di mana guru-gurunya adalah gorila dan singa, ada satu munyuk yang mengalami kejadian tak mengenakkan. A lkisah dikabarkan bahwa sekolah belantara satu itu sudah termasuk sekolah yang maju pemikirannya. Hanya saja, itu hanya sekadar kabar, bukan kenyataan. Kabar tersebut digunakan sebagai jubah nama baik saja, bukan penjiwaan atas kelakuan. Si munyuk malang satu ini masuk ke sekolah belantara itu lantaran kabar tersebut. Dengan suka hati dia masuk dan belajar. Pada awalnya, kabar itu rasanya memang benar. Pemikiran dalam sekolah belantara itu cukup maju. Baik dari para guru dan murid-murid. Si munyuk jadi semangat sekolah. Suatu hari si munyuk berkata kepada kawannya, “asyik ya sekolah ini, sudah murah, kegiatan belajarnya juga menyenangkan.” Si kawan hanya mendengus, ditambah dengan munyuk senior yang lewat dan ikut nimbrung berkata, “Kau belum tahu saja.” Dia ikut mendengus.

MENULIS BIAR JADI MANUSIA

Demi menjadi manusia, kamu ingin menulis. Itu kamu katakan saat pertama kali kamu jumpa denganku selepas aku membacakan cerita pendekku yang lucu dan penuh interpretasi tentang kelamin manusia. Kamu tertarik dengan cerita. Kamu ingin bercerita, kamu ingin menulis. Ciri khas manusia adalah bercerita, katamu. Kamu bilang kamu belum merasa jadi manusia utuh apabila belum menuliskan cerita. Cerita tentang kehidupan manusia. Aku bertanya, bukannya kamu sekarang ini manusia? Kamu menjawab, aku memang manusia, tapi dengan menulis aku akan jadi lebih dari manusia biasa. Manusia biasa tidak menulis, katamu. Aku bilang padamu, penulis adalah manusia biasa. Kamu menolak ide itu. Penulis tentu bukan manusia biasa, katamu. Itu didukung dengan emakmu yang manusia biasa, tidak menulis. Kamu ingin jadi lebih dari manusia. Kamu ingin bercerita tentang manusia. Kamu ingin menulis tentang kemanusiaan. Maka, katamu, untuk melakukan itu, kamu ingin jadi lebih dari manusia dulu. Aku bingung, katamu tadi d