Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

FANTASI QUEST

Gambar
Minggu, 9 November 2014 Butuh sekitar empat puluh menit untuk sampai ke Istora. Dari rumah naik motor, lurus terus mengikuti jalan. Dibantu oleh navigasi HereMaps Nokia. Perjalanan lancar. Tiba di tempat jam sepuluh kurang. Langsunglah mata ini mulai mengintai, buku-buku, sosok-sosok yang mungkin dikenali. Pada akhirnya ketemulah dengan admin utama PNFI. Aku sengaja tidak menyapa. Biar misterius. Tiba-tiba muncul. Tiba-tiba oh dia! Mereka tengah mempersiapkan lomba FantasiQuest yang diselenggarakan oleh penerbit Mizan Fantasi. Ada beberapa orang yang kukenali. Sisanya aku menebak-nebak. Mereka di tribun kuning, jajaran bangku di bawah. Aku mengawasi mereka dari atas. Siapa tau ada secuil informasi mengenai FantasiQuest yang bisa kujadikan petunjuk. Yang kudapat hanya secarik kertas bergambarkan Labirin. Ah, pasti ada hubungannya dengan Maze Runner, atau tantangan berupa mencari jalan keluar sebuah maze? Sambil menunggu yang lain datang, aku keliling dulu. Di antara orang yan

A TRICK FROM PATRICK JANE

Terdapat laporan mengenai seorang guru yang tewas di lapangan baseball sebuah SMA. Tim CBI (California Bureau of Investigation) yang dipimpin Teresa Lisbon segera datang beserta tim Medical Examiner. Seorang pria nyentrik ikut dengannya, dia Patrick Jane. Seorang Mentalis. Dia menolak disebut sebagai cenayang. Itu pekerjaan lamanya. Yang menggiring pada suatu peristiwa menyakitkan dalam hidupnya. “Tak ada yang namanya cenayang.” Dia selalu berkata seperti itu. Patrick Jane handal dalam hal investigasi. Meski cara-cara yang digunakannya tidak sesuai prosedur. Walhasil, dialah yang paling sering memecahkan kasus-kasus pembunuhan. Kali ini, saya tidak hendak membeberkan bagaimana si pembunuh guru itu tertangkap. Tapi ada satu trik yang seringkali digunakan Patrick Jane dalam mengungkap satu petunjuk atau orang yang berkaitan dengan kasus.

GOOD THINGS NEVER DIE

It's the memory that made me smile .... Tahun 2011, aku tingkat 2 di Loka Latihan Bridgestone. Sedang repot membantu instruktur menyelenggarakan tes seleksi masuk Siswa LLK-BS. Di tengah keribetan menulis karya ilmiah sebagai syarat kelulusan. Aku akui, aku bukanlah siswa yang cemerlang. Aku adalah siswa yang gagal. Hampir di segala aspek. Aku bukanlah anak yang rajin, senang bergaul, apalagi menguasai materi pelajaran.   Aku... tidak tahu apa yang kulakukan waktu itu. Begitu buta dan dungu.   Aku pun tak paham apa yang membuatku bertahan sampai pada hari kelulusan. Secara teknis, aku tidak lulus dari tempat itu. Tugas Akhirku tidak jelas bagai buih tai di kali. Tapi berhasil melewati batu menghadang di tengah arus karena batu itu sama lembeknya.