SI FULAN, SI DOR, DAN SI ANU
Ada
yang lucu ketika membicarakan tentang seseorang namun susah payah
menyembunyikan identitasnya supaya orang yang belum tahu tetap dalam kebelum-tahuannya.
Biasanya si anu akan sering dipakai. Karena sudah kadung kita kadang
membayangkan yang lain ketika si anu disebut, misal si anu sedang menganu si
anu, kan repot, sudah begitu sebutan menganu sering dikaitkan dengan kegiatan
anu-anuan, jadi saya beri opsi saja untuk pakai si fulan.
Saya
dan teman-teman punya hubungan berbeda dengan si fulan. Hubungan saya dengan si
fulan seperti hubungan tarik ulur antara cinta dan benci. Sebab ketika saya
melihatnya kali pertama, sosok si fulan membuat saya tidak nyaman, ganteng sih
memang, dan gagah, lelaki idaman banget, tapi ya begitu, ada segolongan orang
rupawan yang membuat kita lebih memilih untuk tidak melihatnya. Awalnya si
fulan itu baik, tapi lambat laun ternyata terkuak bahwa si fulan ini jahat. Saya
agak kurang nyaman melihat si fulan beraksi, saya akan menghembuskan napas
bosan kalau si fulan kedapatan layar. Tapi ya mau bagaimana, si fulan itu
adalah orang penting dalam jalinan cerita. Kalau tidak ada dia sepertinya
cerita itu akan berhenti begitu saja. Si fulan punya personalitas ganda. Saya anggapnya
si fulan memiliki pergelutan batin yang rumit. Jadinya, yang mengesalkan, saya
terpaksa jadi memahami si fulan, apa dorongan yang membuatnya jadi demikian. Pergelutan
batin antara baik dan jahat si fulan itu ribet, naik turun, sempat saya
berharap si fulan dapat kembali jadi baik, gabung dengan kawan-kawan lamanya
melawan kejahatan. Yah, sekali personalitas kepelintir, susah untuk
dilempengkan lagi. Malahan, pada akhirnya si fulan jadi makhluk asing yang
punya niat ganjil untuk menguasai bumi. Tapi si fulan akhirnya mati, ia
diledakkan di angkasa raya. Cerita kehidupan berlanjut tanpa dia. Sampai suatu
waktu, ada bedebah yang membuat realitas maya, lalu di sana si fulan hidup
kembali. Di situ si fulan jadi ikutan grup jahat, eh tetapi, personalitas
pelintirnya masih ikut saja, di dunia maya itu ia sesungguhnya adalah orang
baik. Di situ saya ingin ia kembali jadi tokoh penting di cerita, sebagai
keping yang hilang kini kembali lagi. Tapi harapan itu jadinya muluk-muluk. Berbeda
dengan teman saya yang sedari awal sangat tergila-gila dengan si fulan. Oke, di
sini, identitas si fulan tersepakati oleh kami. Sebelumnya si fulan disebut
sebagai anu. Saya berpendapat beda, saya
usul supaya si anu yang dimaksud diganti jadi si fulan, sebab si fulan adalah
hal yang serius, seserius si fulan yang disebut dalam hadits-hadits. Teman saya
itu suka dengan si fulan, mau dia jahat atau pun sedang kumat baik, teman saya
mendambakan si fulan sebagai pasangan idaman. Misteri tentang apakah si fulan
akan kembali membuat teman saya itu panas dingin, semenjak kemunculannya
kembali sebagai orang baik, teman saya itu sangat histeris, lalu kami pun
berspekulasi teori-teori penembusan dunia paralel. Kami mau si fulan kembali!
Kemudian
tahu-tahu muncul si dor. Di sini saya berspekulasi mengenai si dor yang
dimaksud. Jadi demi membiarkan yang belum tahu tetap dalam kebelumtahuannya,
saya tidak mau japri atau menanyakan secara gamblang di arisan mengenai jati
diri si dor yang dimaksud teman saya itu. Ada dua kandidat yang saya pikir sebagai
representasi si dor. Dua kandidat itu bernasib buruk di cerita yang sedang
berjalan. Kandidat pertama tahu-tahu muncul sebagai wajah organisasi yang dulu
diikuti si fulan dan si anu (tahan dulu identitas si anu, tebak-tebakan itu
seru), kemunculan pertamanya menghadirkan sikap skeptis dan sinis kami
kepadanya, karena ia sok-sokan misterius, berwibawa dan sok bisa mengendalikan
situasi. Saya bersorak gembira ketika si dor satu ini ternyata tak sewibawa
yang ia pikirkan. Si dor sok-sok bersikap patriot dan membantu penyelamatan
dengan kekuatan yang ternyata hanyalah hasil ujicoba, bukan kekuatan asli. Meski
begitu, pada akhirnya, saya akan mengangkat lilin tinggi-tinggi untuk si dor
satu sebab sikap patriotisnya tidaklah palsu. Si dor satu bernasib sangat
buruk, kami sedih, ia mati sebagai pahlawan. Salut oh si dor satu.
Si
dor dua, dari awal kemunculannya ia sudah tampak sebagai tokoh gagah konsisten.
Meski dua kali ia mengalami kesialan, disurupi virus alien dan jadi robot,
tetapi ia selalu bangkit sebagai pahlawan. Romansanya menarik diikuti, si dor
dua menggebet cewek hot pelari cepat (kecepatan kilat) yang tentu membuat kami
gigit jari iri. Si dor dua pernah kehilangan seorang putri, dan sialnya, ketika
terjebak di dunia maya, putrinya masih hidup. Hal itu membuatnya bersikeras
tidak mau kembali ke dunia nyata. Sungguh disayangkan, sebab teman-temannya
pasti membutuhkan ia. Kami masih panas dingin menanti nasib si dor dua. Kembali
lagi, kemungkinan interpretasi saya mengenai identitas si dor ini salah.
Nah,
ketemu si anu sekarang. Awalnya si anu dipakai untuk merujuk si fulan di atas. Tapi
sekarang saya rasa berganti ke satu orang yang sedari awal saya suka sekali
ikuti perkembangan jati dirinya. Saya suka si anu ketika meledak-ledak emosi. Ekspresi
mau menangisnya selalu mengundang saya ikutan menangis. Si anu punya karakter
kuat. Cintanya tulus dan susah goyah, meski ia selalu emosi ketika mengetahui
orang yang dicintanya ternyata mencintai orang lain. Saya suka ketika si anu
membanting barang-barang. Saya dulu merasa kasihan kepada si anu ketika otaknya
bermasalah karena pernah tenggelam di laut gara gara si fulan. Hal itu membuat
si anu jadi kesulitan membuat alat-alat jenius. Si anu memang jenius. Di antara
semua tokoh, saya paling suka si anu. Si anu adalah karakter yang paling
kelihatan perkembangannya, ia juga menggemaskan.
Akhir kata, bisa jadi
identitas si anu dan si dor tertukar. Namanya sebut-sebutan, interpretasi bisa
saja salah. Kecuali kamu mau membuyarkan sikap kerahasiaan agar yang belum tahu
jadi keburu tahu duluan.
Komentar
Posting Komentar