Bulu Mesin Waktu Muson

Bulu hidung yang tercabut itu memang sakit. Makanya Muson dapat menjelajahi waktu lebih panjang kalau ia cabut bulu hidung. Ah tapi itu hanya dilakukannya di keadaan genting. Segenting ketika teman kelasnya yang usilnya kayak anak setan, bersama tiga kroconya menjegal Muson lalu mencabut empat helai bulu hidung. Anak-anak setan itu membakar bulu hidung yang berhasil mereka cabut. Ah goblok! Muson mengutuk kebegoan mereka. Kini ia harus menjelajah waktu demi menyelamatkan anak-anak setan itu. Mereka terlempar ke masa lampau. Sebab bulu hidung yang mereka cabut ada upilnya.
Sebut saja apa yang bisa dilakukan bulu-bulu pada tubuh Muson sebagai keajaiban, terserah kamu saja. Karena Muson berkata lain. Ia sudah belajar dari pengalaman lampau. Dahulu, ia memanfaatkan bulu-bulunya untuk putar-putar waktu, tentunya demi kepentingan pribadi. Ia mencabut sehelai rambut dan dapat maju atau mundur waktu sesuai dengan panjang rambut tersebut. Katakanlah satu senti setara dengan lima menit. Muson jadi disebut cenayang oleh teman-temannya karena dapat membocorkan soal ujian kenaikan kelas. Mencabut bulu kaki setara dengan satu jam waktu. Mencabut bulu jari setara dengan dua jam waktu. Mencabut kumis sama dengan satu hari. Mencabut jenggot sama dengan setengah hari. Mencabut bulu lengan sama dengan dua setengah jam. Mencabut jembut, ah jangan sebut dulu.
Awalnya ia tidak tahu bulu-bulu pada tubuhnya bisa berkhasiat demikian. Semua diawali dengan ketidaksengajaan. Muson rambutnya rontok dan ia membakar beberapa helai. Ia tidak sadar telah melompat belasan menit ke depan. Ia baru sadar ketika ia menengok jam dan aneh sendiri jadinya padahal sedetik yang lalu ia tahu betul baru menunjukkan pukul sekian. Sampai ia ketemu dengan seorang pengemis dengan baju garis-garis lusuh dan sebuah kartu nama tersemat di kantong bertuliskan “Aku Ki Warugan”.
Pengemis itu menerima receh dari Muson lalu berkata, “Bulumu adalah mesin waktu.”
Dari situlah Muson ketahui bahwa bulunya bisa memanipulasi waktu. Lambat laun melalui percobaan-percobaan ia ketahui kuantitas waktu dari setiap bulu di tubuhnya.
Nah, Muson memutuskan untuk mencukur gundul kepalanya ketika ada insiden yang melibatkan gadis yang ditaksirnya. Gadis itu ganjil tapi cantik dengan rambut mangkuk yang lucu, ia pendiam, punya sorotan mata yang menakutkan, suka duduk di pojokan, suka menghardik bagi siapa saja yang mau duduk di sebelahnya, kecuali ke Muson. Muson waktu itu rambutnya suka rontok. Ia dibuat terkejut karena gadis yang ditaksirnya itu ternyata punya kegemaran menguntitnya. Gadis itu, tahu rahasianya. Gadis itu, mengumpulkan rambut rontok Muson.
Di hadapan muson ia membakar puluhan helai rambut Muson. Gadis itu menghilang. Muson terpaksa mencabuti dengan terkaan jumlah helai rambut yang dikumpulkan gadis itu. Muson selalu membawa korek untuk berjaga-jaga. Muson kewalahan mencari tahu ke mana gadis itu pergi. Saat-saat terpuruk ketika Muson putus asa mencari gadis itu, ia mengulang kembali identitas si gadis, ia urutkan kejadian-kejadian yang ia ketahui mengenai gadis itu. Oh, gadis itu dikabarkan telah kehilangan ibunya. Muson paham, ia mungkin satu-satunya yang dapat memahami gadis ganjil itu, sebab Muson menaruh hati padanya. Sikap ganjil dan nyeleneh si gadis adalah buah kesedihan atas ratapan terhadap ibu yang telah pergi. Muson ingat kapan ibu si gadis meninggal. Ia kemudian menghitung waktu, lalu ia ukur dengan presisi yang mustahil, selain korek ia pun suka membawa penggaris lipat. Muson akhirnya menemukan si gadis. Si gadis mengaku ia ingin melihat ibunya lagi. Muson berkata bijak mengenai kerelaan insan terhadap yang sudah mati. Si gadis marah, katanya Muson tidak paham kesedihannya. Si gadis pergi saat Muson menawarkan untuk kembali ke waktu yang sejati. Terpaksa Muson menciptakan paradoks, ia membuat gadis itu tidak bisa ke mana-mana dalam penjara waktu. Bagaimana Muson menciptakan paradoks seperti itu? Ya, ia membakar bulu jembutnya.
Sialnya, si gadis nyeleneh itu menulis surat kepada begundal kelas yang seperti anak setan, membeberkan rahasia Muson. Pada saat itu Muson sudah mencukur botak kepalanya serta bulu-bulu yang ada di tubuhnya, kecuali bulu hidung. Sial memang, bahkan orang yang kau sukai ternyata diam-diam merencanakan kesialanmu. Entahlah apa maksud dan tujuannya.
Mencabut bulu hidung itu memang sakit. Tapi apa boleh buat, bahkan anak setan pun perlu ia selamatkan. Karena ada paradoks-paradoks yang mengincar para penjelajah waktu. Apalagi mereka yang tidak layak. Muson ingin memberi pelajaran kepada anak-anak setan itu sebelum ia nanti berhasil menemukan mereka dan membawa mereka kembali ke waktu yang sejati. Ah sialnya, bulu jembutnya sudah habis. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INSOMNIAC SLEEPING BEAUTY

LOKA / LOCA? -- Part 1 "SELEKSI"

KI BONGKOK, POHON AJAIB, PUTRI ANGSA