SAMPAH ANTARIKSA
Risna gerah dengan sampah yang menumpuk di lingkungannya tak kunjung diangkat oleh petugas sampah. Dia bolak-balik telpon sana sini tapi yang didapatnya adalah keluhan yang sama. Sampai sebuah berita muncul di pagi hari menyatakan bahwa para petugas sampah seluruh kota terjangkit penyakit kulit. “Gimana nasib sampah kita??” teriak Risna merana. Lama kelamaan, penyakit yang sama juga menyerang lingkungan warga. Mereka jadi menghemat pemakaian barang-barang dan makanan yang bisa berakhir jadi sampah busuk. Demi menghindari tertularnya penyakit, satu kota dibatasi pergerakannya. Hal ini makin bikin gerah. “Bangsat betul orang-orang yang tak peka masalah ini. bukannya menghemat sampah, malah buang sembarangan. Mentang-menang jalanan sepi!” kutuknya di suatu kesempatan, setelah melihat berita tentang tumpukan sampah di pinggir jalan. Dia geleng-geleng tak habis pikir. Risna jadi sering merutuk, sampai suatu ketika, ada bunyi berkelontangan di belakang rumahnya. Di tumpukan sampah ya